Percintaan yang terjadi di masa masa SMA memang begitu indah . Asmara selalu di nomor satukan untuk menjadi motivasi . Tanpa mereka sadari bahwa terkadang hal itulah yang membuat perasaan terluka.
"Kau sedang apa" tanya vano
"Tidak.. aku hanya sedang melihat tetesan air hujan yang mengguyur sekolah kita pagi ini" jawab deana pelan.
"Boleh kah ku duduk disampingmu? "
"silahkan ! "
"pagi ini, mengapa hujan turun begitu deras yah? vano menunduk
"mungkin akan ada kecerahan nanti siang" menatap vano tanpa dia sadari
Suasana sedikit hening . Tanpa kata . Tiba-tiba...
Mereka serentak berbicara... "vano..." "deana".
"baiklah , kau saja dahulu .." ucap deana lembut
"aku hanya ingin sedikit mencurahkan hati padamu de, emm tapi terserah kamu mau mendengarkan atau tidak " vano mulai membuka mulutnya dan menghadap ke rintikan hujan yang menjatuhi lapangan basket
"tenang aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu van" senyumnya lirih tapi bermakna "silhkan kau ungkapkan semua , bila perlu nanti aku akan beri sedikit saran"
"thanks yah " vano mulai duduk menghadap deana yang sedari tadi tetap memandang rintikan air hujan
"iya"
"kemaren aku mengantar jasmin pulang " dia menatap penuh ragu
"oh yah? kau menyukainya ? " tatapan penuh tanya
"sepertinya. Tak tahu kenapa aku selalu saja ingin berdekatan denganya. Senyumnya yang membuat hati ku mencair."
"bisa saja kamu ini , beruntung sekali yah jasmin bisa dicintai lelaki sepertimu..."
"apa kau bilang?"
"tidakk.. kau salah tanggap." menunduk penuh cemas "ayo lanjutkan"
"baiklah.. hanya kamu dan aku saja yang mengetahui ini semua. aku bingung harus cerita ke siapa lagi selain kamu "
"santai saja denganku. aku akan menjaga rahasia ini tanpa seorangpun mengetahui termasuk jasmin"
"justru aku berharap jasmin mengetahui ini semua dan dia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku"
"apa kamu mau kalo aku jadi mak comblangnya?"
"tidak , terimakasih . lagi pula dia juga milik orang lain. namanya vico . anak basket juga. kau mengenalnya?" mata berkaca-kaca
"iya aku mengenalnya . lalu bagaimana perasaanmu..?"
"MENYAKITKAN"
"hanya satu kata?"
"satu buku tebal tak cukup untuk semua rasa ku terhadap jasmin. dia terlalu sulit untuk ku dapatkan. aku hanya lelaki biasa yang mungkin tak sesempurna vico."
"ingat ya van. gak ada manusia yang sempurna"
"tapiii...."
"udadlah van. jangan merendahkan diri terus, nanti justru membuat mu jadi merasa paling rendah"
"iya juga si. andai jasmin tahu bahwa ada seseorang didekatnya yang benar-benar mencitai nya sepenuh hati, yaitu aku,. apa dia mau melepaskan vico dan berpaling padaku?"
"kamu yahkin benar-benar mencintainya?"
"iya de.. rasa itu selalu ada "
"BERUNTUNG"
"apa maksudmu?"
"beruntung sekali jasmin bisa benar-benar dicintai olehmu. aku terharu"
"kira-kira kapan waktu yang pas supaya aku bisa mengungkapkan perasaanku ini?"
Tiba-tiba deana tak menjawab dia hanya terdiam , membelokan tubuhnya dan setetes air matanya mulai berlinangan. Ternyata seketika itu hujan tidak hanya membasahi bumi , tapi juga membasahi pipi deana .
"kau menagis?"
"aku hanya terharu"
"dengan ceritaku ini ?"
"iya.. -_-"
"kau pernah merasakan"
"pernah lah "
"kapan"
"sekarang ini.."
"maksudmu?"
Sebelum menjawab dia lagsung pergi meninggalkan vano seketika itu. Dengan air mata yang berlinangan , tak peduli pandangan orang lain dia terus berlari menghindar dari vano.
Vano yang masih duduk terdiam , merasa aneh dengan sikap deana yang tak ada alasan meninggalkan dia.